Kuparkirkan sepeda motor dengan buru-buru. Dengan sedikit berlari ku pijak setiap anak tangga. Semakin sakit betisku, semakin kupercepat langkahku.
"Berat sekali, melebihi naik gunung". Pikirku.
"Kenapa juga tempatnya harus di lantai paling atas."
Kuseka keringat sambil menghela napas, antrian telah panjang pagi itu padahal jam di ponsel ku masih menunjukan angka 8:45.
"Hmm.. mungkin dia juga telah masuk ke ruangan."
Aku mengirim dia pesan, memastikan kalo dia memang benar-benar telah masuk. Tapi balasen pesan itu malah menuntunku untuk turun menuju kamar mandi. Bukan mengantri dan masuk.
Iya. Dia masih di kamar mandi, yang letak nya berada di dekat parkiran motor tadi.
Hey, ini toilet wanita. Baiklah kupilih untuk menunggu diluar sambil berpikir "kenapa harus kamar mandi yang dipilihnya sebagai tempat menunggu? Ku tersenyum dalam hati."
Pintu terbuka ketika beberapa wanita keluar masuk, kulihat dia dengan senyumnya. Senyum bercampur kesal. Aku sadar menunggu memang tak menyenangkan.
Wanita berbatik merah itu keluar dan menggerutu. Baiklah, kubiarkan dia mengeluarkan seluruh kesal nya. Disepanjang anak tangga itu ku dengarkan setiap kesah nya.
Thanks for reading & sharing Catatan Si Ganteng
0 komentar:
Post a Comment
Yang udah copas, baca, dan yang cuma ngeliat. Jangan lupa komentarnya. Terimakasih.